Saturday, May 30, 2020

Sayur Daun Kelor

Kelor dikenal sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat. Bahkan di Afrika digunakan sebagai penutrisi & vitamin. Pohon kelor pun sangat mudah ditanam. Sangat layak pohon kelor ditanam di depan atau di belakang rumah. Agar daun kelor terasa lebih enak, daun kelor sebaiknya sering-sering dipetik dan/atau dipangkas.

Daun kelor sangat lezat dijadikan sayur bening. Apalagi dihidangkan dalam kondisi sayur sudah dingin lalu dicampur dengan nasih yang masih panas. Bukan sebaliknya lho ya. Hemm, mantap sekali!!!

Bahan
10-15 jumpitan daun kelor untuk menu 2-3 orang sekali makan
3 siung bawang merah
1 siung bawah putih
1 kunci seujung jari
5 petik kemangi
Garam dan gula secukupnya

Proses
Masak air sampai mendidih
Masukkan bumbu-bumbu
Masukkan daun kelor
Tunggu daun menjadi layu dalam kondisi mendidih
Matikan kompor
Masukkan gula dan garam

Selamat Menikmati :P
UCK9

Friday, May 29, 2020

Mosfet sebagai Sakelar Langsung dan Sakelar Delay/Tunda

Mosfet Vs BJT.
Transistor efek medan atau MOSFET dibandingkan Transistor BJT memiliki beberapa perbedaan signifikan. MOSFET bergantung pada tegangan sedang BJT yang bergantung pada arus. Artinya MOSFET akan AKTIF penuh sebagai respons dari tegangan di atas 5V dengan arus 0 pada gate. Sedangkan transistor biasa akan meminta arus yang relatif lebih tinggi untuk menyalakan CE. Selain itu, kebutuhan arus pada Transistor akan naik sesuai beban yang terhubung pada kolektornya. MOSFET di sisi lain akan menyalurkan beban apa pun terlepas dari level gate dengan voltase ambang rendah.

Mosfet lebih baik daripada BJT.
Keunggulan pertama, Mosfet dapat melakukan switcing dengan penuh, dan menawarkan resistensi yang sangat kecil saat dilalui arus menuju beban. Keunggulan kedua, Mosfet tidak perlu resistor untuk memicu gate dan dapat diaktifkan secara langsung dengan tegangan suplai yang tersedia asal tak melampui 12V. Semua keunggulan ini menjadikannya pemenang dibandingkan BJT, terutama bila digunakan sebagai sakelar  beban berat seperti lampu pijar arus tinggi, lampu halogen, motor, solenoida, dll.

Kita akan lihat bahwa MOSFET dapat digunakan sebagai saklar untuk toggle sistem wiper mobil. Sebab ia banyak menghabiskan arus dan biasanya disupport relay, SSR, dll. Namun relay sendiri rentan aus, SSR mahal. Solid State Relay (SSR) adalah relay/saklar elektronik semikonduktor yang memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan relay konvensional (elektro mekanik).

MOSFET sebagai Switch.
Mari kita pelajari bersama. Seperti yang ditunjukkan dalam diagram di bawah ini, MOSFET membentuk perangkat pengendali utama yang praktis yang sama sekali tidak menyulitkan.

Sakelar di gate digunakan untuk menyalakan MOSFET dan resistor untuk menjaga gate MOSFET ke logika negatif ketika sakelar berada di posisi OFF. Mensakelar secara instan akan mengaktifkan MOSFET sehingga beban yang terkoneksi di drain menjadi penuh dan beroperasi.

MOSFET sebagai Switch Delay
Pada diagram di bawah ini, elco diparalelkan dengan resistor 1mohm. Saat sakelar di tombol cepat, maka beban akan menyala sekaligus elco akan terisi. Artinya, saat sakelar off, beban akan tetap menyala sebab gate masih on karena tegangan yang tersimpan di elco. Namun elco secara bertahap mengalami pengosongan sebab terbebani resistor 1M dan ketika tegangan turun di bawah 3V, MOSFET akan mati. Waktu tunda/delay ini tergantung nilai elco dan resistor. untuk elco 1000 uf 25v resistor 10k mungkin akan menunda di kisaran 13 detik. 100 uf dan 100 k mungkin akan delay kisaran 17 detik. Untuk dapat delay yang lebih lama, ditambahkan transistor PNP.



terjemah bebas dari:
https://www.homemade-circuits.com/simple-mosfet-switch-circuit-with-delay/

Membuat Tachometer Seadanya

Tachomater adalah alat ukur RPM atau putaran permenit. Berhubung tidak perlu amat yang mahal, mungkin kita bisa buat sendiri di rumah dengan alat murah.

Cara 1:
Led Merah
Sinar laser mainan
Tasbih digital
Benda berputar yang di ukur

Cara 2:
Tasbih digital
Kawat kontaktor dari media yang diukur

Cara 3:
Tasbih digital
gunakan reed switch
magnet yg dilekatkan pada media yang diukur

Charging PV Langsung ke Aki dengan Alumunium

Kabel Alumunium untuk PV ke Aki

Testing nilai tahanan kabel bawaan kabel telpon. Kabel Alumunium memiliki resistensi lebih tinggi dibanding tembaga untuk ukuran yang sama. Kabel ini isi tiga, dua tembaga 1 aluminium yang ukurannya sepertinya lebih dari 1mm. Kabel ini memiliki tahanan 2,1 ohm sepanjang 10 meter. Rencana kabel ini digunakan untuk kabel charging pv. namun dulu juga pernah saya pakai namun tidak melakukan pengukuran. dulu kabel mungkin sekitar 8 meter x 2 lajur. Mencharge aki 7 AH dari PV 10 WP.

Planing yang baru adalah digunakan untuk direct charging dari PV 50WP ke aki 45AH. Pertimbangannya adalah soal impedansi. Dulu di grup PV di FB, saya pernah mengajukan pertanyaan tentang direct charging PV-AKI, tanpa scc. Disitulah disinggung tentang impedansi.

Saya belum terlalu paham tentang impedansi. Namun simplenya begini. Menurut komentator, PV memiliki impedansi 3 ohm. Maka ini tidak cocok dg pola direct charging dr PV-AKI. Agar impedansinya cocok komentator menawarkan cara yang memparalel 3 PV agar impedansi PV menjadi 1 ohm. Bolehlah usulnya.

Namun menurut para generasi pertama para pemakai PV di pedalaman, direct charging adalah aman dan cocok. Hal ini dari keterangan guru saya di grup, bahwa direct charging AKI-PV aman, terbukti dengan bahwa aki menurut Dealer akan mengalami kerusakan kisaran 3 tahun. Namun dengan direct charging seperti di pedalaman sumatera aki baru mengalami kerusakan di usia 4-5 tahun. Bisa jadi impedansi terjadi sebab menggunakan kabel panjang atau kabel kecil, hehe.

Andaikan saya punya banyak PV mungkin akan saya coba semua metode tentang direct charging. Namun PV saya masih dikit. Dan mungkin akan tetap dikit. Sebab hanya untuk penerangan serumah dan bisa semaksimal apa PV 50 WP ini.

Namun hal yang saya coba dalam sesi selanjutnya adalah: dari PV ke Aki menggunakan kabel senilai 2 ohm. 1 ohm anggap milik aki. Maka 2 ohm + 1 ohm adalah 3 ohm maka cocok dengan impedansi PV yang 3 ohm. Kabel ini menggunakan kabel alumunium bawaan kabel telpon isi 3.

Kabel ini, misal butuh instalasi panjang maka bisa diakali dengan 1 kabel alumunium senilai 2 ohm sepanjang 10 meter untuk jalur plus ditambah kabel tembaga 10 meter yang biasanya masih di bawah 0,5 ohm untuk jalur min. Bilamana butuh kabel pendek maka cukup 1 ohm 5 meter untuk + dan 1 ohm 5 meter untuk -, baru langsung ke aki, yes, tanpa SCC!

Atau metode lain yang digunakan metode murah dari Vietnam, yang tetap gunakan kabel tembaga dengan nilai tahanan rendah lalu tambahkan kawat nikrom beberapa lilit sebelum + Aki. Nilai nikrom tergantung AH aki. Untuk PV 50 WP dengan aki 45-50 AH bisa gunakan nikrom 4 lilit senilai 2 ohm.

Atau metode lain, ini hanya ideku. Yakni gunakan kabel kolor ijo. Kabel sepanjang 2 ohm untuk charging PV ke Aki. Kabel kolor ijo adalah kabel abal-abal yang aslinya adalah kabel serabut alumunium namun dilapisi dengan tembaga. Kabel ini populer di komunitas PV yang biasanya menurunkan produksi dari PV.

Selamat bereksperimen!
Direct Charging!
No PWM! No MPPT!